Enam Tahun Dijadikan Budak Sex Ayah Kandung

Darwis >> Langkat

Kisah inces (hubungan sedarah) antara ayah dan anak kandungnya, kembali terulang. Kali ini tempat kejadian perkaranya di Dusun Paluh Sipat, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat. Kasus yang menyayat hati sekaligus menyentak warga masyarakat setempat inipun telah ditangani pihak yang berwajib. Laporan pengaduan (LP) awal korban sudah diterima Polsek Pangkalan Brandan.

Namun, karena kasus tersebut melibatkan anak dibawah umur, maka perkaranya langsung dilimpahkan ke Polres Langkat. Saat ini laporan pengaduan korban sedang diproses di Polres Langkat. Sedangkan pelaku yang tak lain ayah kandung korban ini, sejak mengetahui ulahnya terbongkar langsung melarikan diri dan hingga saat sekarang ini keberadaan pelaku masih dicari warga maupun petugas kepolisian.

Menurut keterangan Her (38) ibu Az (15) kepada POSMETRO Sabtu (15/3) melalui telepon seluler, terbongkarnya perbuatan yang merusak masa depan anaknya sekaligus membuat malu keluarga ini, bermula ketika pelaku ( Mhd. Wah, 40, ) pulang kerumah dalam keadaan mabuk. Waktu itu Selasa (11/3) sekitar jam 2 dini hari pelaku pulang kerumah dalam keadaan sempoyongan dan mulut bau minuman keras.

Orang yang pertama kali menyambut kepulangan pelaku adalah Her. Ketika itu Her terjaga dari tidurnya setelah pintu rumah berulang kali diketuk oleh pelaku. Begitu pintu rumah terbuka, pelaku mengatakan kepada Her kalau dirinya tidak mau tidur didalam kamar, sebab mulutnya bau minuman keras dan pelaku memilih untuk tidur diruangan tamu saja. “ Mulut ku bau minuman, jadi aku tidur diluar aja. “ cetus Her mengutip ucapan pelaku malam itu.

Tapi Her tidak mempermasalahkan bau mulut yang dikatakan pelaku tadi. Dan tetap meminta pelaku tidur didalam kamar. Tapi sekitar jam 5 pagi, pelaku terjaga dari tidurnya dan langsung bangkit dari pembaringan. “ Aku mau tidur dikamar anak aja, mulutku bau kali, “ bilang pria yang sehari-harinya bekerja sebagai nelayan ikan ini sambil bergerak pergi menuju kamar tidur korban.

Melihat ulah pelaku, perasaan Her jadi tidak tenang. Setelah jam kemudian, Her menyusul pelaku kedalam kamar korban. Waktu itu Her melihat pelaku tidur didalam kelambu bersama putrinya. Bathin Her mengatakan kalau ada yang tidak beres telah terjadi diatas ranjang tersebut. Untuk mengetahuinya, Her langsung menyoal pelaku perihal yang mereka lakukan ditempat itu.

“ Ngapian kalian, apanya yang kalian kerjakan, “ soal Her kepada pelaku dan putrinya yang diam membisu. Meski dicecar pertanyaan secara bertubi-tubi, namun pelaku tetap bungkam sambil berkilah tidak melakukan apa-apa dengan darah dagingnya tersebut. Karena kesal, Her langsung menyingkap kain yang digunakan pelaku sebagai selimut. Saat itulah Her melihat celana yang dikenakan pelaku telah melorot setengah lutut.

Yang lebih mengejutkan Her lagi, kemaluan pelaku mengeluarkan sperma layaknya orang yang baru saja melakukan hubungan intim. “ Saya kesal kali waktu itu, berulang kali saya tanyakan ngapain dikamar itu, tapi dia (pelaku) diam saja, waktu saya tarikkan selimutnya, saya lihat pelaku dalam posisi setengah telanjang dan kemaluanya mengeluarkan sperma. Setelah saya desak, pelaku tetap tidak mau mengakui apa yang dilakukanya terhadap korban. Ia langsung pergi meningalkan rumah. “ cerita ibu lima orang anak ini sedih.

Dan keesokan harinya, korban menceritakan apa yang dialaminya semalam kepada bibik (makcik) nya. Kepada kerabatnya itu korban mengaku telah berulang kali disetubuhi ayah kandungnya. Bahkan perbuatan itu telah terjadi sejak usianya masih 9 tahun. Cerita yang tak sedap didengar telinga inipun langsung disampaikan kepada Her. Begitu mengetahui kalau selama ini putrinya telah dijadikan budak sex sang suami, Her kemudian membicarakan langkah berikutnya kepada sanak keluarga hingga kepala dusun setempat.

Merasa perbuatan yang dilakukan pelaku sudah tidak dapat lagi dimaafkan, dengan ditemani Kepala dusun (Kadus) Paluh Sipat, Aidir, korban langsung diboyong ke Polsek Brandan guna membuat laporan pengaduan perihal kejadian itu. Untuk melengkapi laporan tadi, korban langsung dibawa ke Puskesmas Pangkalan Brandan guna divisum. Hasil visum yang dilakukan medis, jelas mengatakan kalau kemaluan korban telah robek seperti dimasukin benda tumpul.

Sadar ulahnya telah terbongkar, pelaku langsung menghilang dari desa itu. Begitu kami (warga) tau pelaku meniduri anaknya, secara bersama-sama kami mencari pelaku, rencananya pelaku hendak ditangkap dan diserahkan kekantor polisi sekaligus mempertangung jawabkan semua perbuatnya dan sampai saat sekarang ini pelaku masih kami cari-cari ,” ujar Aidir kadus.

Sampai Mati “ AKu “ Tidak Mau Melihat Pelaku

Apa yang dialami putrinya merupakan tamparan yang begitu menyakitkan bagi Her. Sebab, orang yang selama ini dijadikan panutan didalam keluarga tega-teganya menjadi srigala yang begitu buas sampai-sampai menyantap darah dagingnya sendiri. Akibat perbuatanya yang bejat, masa depan korban kini telah suram.

“ Hati saya sangat sakit kali dibuatnya seperti ini, padahal selama ini saya gigih membantunya dari mulai mengambil upahan menanam padi, bersihkan ladang hingga pekerjaan kasar lainya semua saya kerjakan asalkan dapat membantu meringankan bebanya sebagai kepala rumah tangga, tapi selama saya pergi dari rumah untuk bekerja, rupanya dia (pelaku) mengarap anaknya sendiri dirumah, sungguh perbuatannya seperti binatang.

Dan kepada Polisi saya sangat berharap agar pelaku dihukum yang seberat-beratnya, kalau bisa yang dibawa kekantor polisi nantinya mayatnya saja jangan lagi hiduf, karena dia sudah tidak berguna lagi hiduf didunia ini dan kalaupun dia (pelaku) masuk kedalam penjara saya tak akan melihatnya artinya sampai matipun saya tidak mau lagi bertemu atau melihatnya,” tukas Her sambil terisak menahan tangis. Sementara Kasat Reskrim Polres Langkat AKP M. Jawak ketika dikonfirmasi membenarkan perihal kejadian tersebut. “ laporanya sudah kita tampung dan sekarang pelakunya masih kita buru.” Ujar Jawak singkat.(darwis)

Pegawai TU Puskesmas Ketangkap Main Judi

Darwis >> Gebang

Kariden Saragih, pegawai TU (tata usaha) Puskesmas Gebang, Minggu (9/3) tertangkap tangan oleh petugas Polsek Gebang sedang bermain judi kartu dikawasan Dusun I Desa Paluh Manis bersama beberapa rekanya. Dalam pengrebekan yang dilakukan petugas tadi, hanya Kariden Saragih yang tertangkap tangan. Sementara tiga orang rekannya berhasil melarikan diri. Bersama barang bukti kartu joker dan uang taruhan, pelaku diboyong ke Polsek Gebang untuk diproses.

Namun selang beberapa jam kemudian, oleh petugas pelaku kembali dibebaskan dengan alasan perkaranya tidak dapat dimajukan. Menurut sumber POSMETRO bebasnya pelaku diduga setelah memberikan uang sebesar Rp. 8 juta kepada Polisi. Saat hal ini dikonfirmasikan POSMETRO ke Kapolsek Gebang Iptu Budiman Karo-Karo Sabtu (15/3), membantah kalau pihaknya ada menerima uang sebesar yang disebutkan tadi.

“ Kalau melakukan pengerebekan dan penangkapan terhadap pelaku tadi memang ada, tapi saat itu pelaku yang tertangkap cuma satu orang saja sedangkan teman-temanya kabur, jadi kasusnya tidak bisa dilanjutkan karena tidak ada saksi lainya. Sebelum melepaskan pelaku saya juga telah berkordinasi dengan Kasat Reskrim, jadi tentang uang sebesar Rp. 8 juta tadi tidak ada itu.” ujar Karo-Karo beralasan. (darwis)

Oknum Brimob Binjai Merampok Pakai Senpi

Darwis >> Langkat

Aksi perampokan yang dilakukan aparat kembali terjadi. Kali ini pelakunya diduga salah seorang oknum anggota Brimob dari Detasemen A, Kompi 3 yang bermarkas di Binjai- Sumatera Utara. Perbuatan yang mencoreng nama baik Cops berlambang bungga teratai ini, dilakukan oleh Brigadir D. Pb salah seorang anggota Brimob di Binjai. Menurut keterangan yang berhasil dikumpulkan POSMETRO MEDAN dari berbagai sumber baik dilapangan maupun kepolisian Kamis (20/3) menyebutkan, perkara itu terjadi bermula dari kedatangan si oknum petugas tadi kekawasan

Halaban, Kecamatan Besitang, Selasa (18/3) sekitar jam 10 malam.

Dikawasan ini oknum tadi masuk kesalah satu warung remang-remang. Ditempat yang menyediakan minuman keras dan perempuan-perempuan nakal ini, oknum Brimob yang kala itu datang dengan ditemani seorang warga biasa tersebut langsung memesan minuman dan minta ditemani wanita-wanita pelayan kafe. Selang beberapa jam berada diwarung tersebut sekira jam 12.00 dini hari, selanjutnya petugas yang akal sehatnya mulai dipengaruhi minuman keras itupun pergi meninggalkan lokasi dengan mengendarai sepeda motor yahama RX King miliknya.

Persis dikawasan Bukti Batu, Besitang, oknum Brimob tersebut menghentikan kendaraanya. Dan sesaat kemudian meluncurkan sebuah mobil Hi Strada BK 9912 NS dari arah Medan menuju Aceh yang dikendarai dua orang pria yang diketahui Riki Mulyadi (23) dan Taufik Hidayat (28) keduanya bekerja di PT. Pertamina Loksukon- NAD. Oleh Brigadir D Pb mobil yang kala itu berjalan agak lambat, langsung distop.

Karena yang menahan laju kendaraanya memakai celana lea dan baju coklat polisi, tanpa curiga sedikitpun Riki yang menyetir mobil langsung menghentikan laju kendaraan. Saat itu korban mengira kalau oknum petugas ini sedang kehabisan minyak keretanya. Tanpa meresa khawatir sedikitpun, ia langsung menginjak rem mobil. Sesaat setelah memarkirkan mobil dibahu jalan, pelaku langsung mendatangi Riki dan meminta diantarkan ke Pos keperbatasan.

Waktu itu pelaku mengatakan kalau minyak sepeda motornya kehabisan. Ditempat ini, pelaku sempat meledakkan senjata api yang dibawanya keudara sebanyak satu kali. Ledakan senjata api pelaku tadi sempat mengundang perhatian warga sekitar yang tengah beristirahat malam itu. Takut dengan ledakan senjata tadi, selanjutnya oleh korban, sepeda motor milik pelaku dinaikkan keatas mobil duble cabin ini.

Namun setibanya dikawasan simpang Perkebunan sawit Putri Hijau, masih dikawasan Besitang, pelaku langsung meminta korban menghentikan mobil. Pelaku yang awalnya mengatakan minta diantar ke Pos di Perbatasan Langkat dengan Aceh, malah balik memerintahkan korban untuk mengantarkan dirinya kekawasan perkebunan sawit Putri Hijau. Takut akan keselamatan nyawanya, sekali lagi korban menuruti permintaan pelaku. Mobil yang semula mengarah ke Aceh harus belok kiri menuju perkebunan sawit Putri Hijau dimana oknum Brimob ini ditugaskan.

Sekitar 6 km menyusuri jalan perkebunan itu, persisnya sekitar jam 1 dini hari, dikawasan perkebunan yang sepi, pelaku langsung memberhentikan mobil sebelum ahirnya memukul kedua korban. Dan ditempat ini pelaku langsung mempereteli barang barang berharga milik korban. Barang-barang yang diambil pelaku dua buah hand phone merek Nokia tipe N 81, Nokia tipe 3210 dan dompet milik korban yang berisi uang kontan sebesar Rp. 150 ribu.

Usai mendapatkan barang berharga milik korban, pelaku langsung pergi dengan sepeda motor miliknya. Tapi sebelumnya pelaku melepaskan sebuah tembakan dari senjata yang disandangnya. Selamat dari penyanderaan pelaku, selanjutnya korban mendatangi Polsek Besitang guna

melaporkan kejadian ini. Begitu menerima laporan kejadian tadi, beberapa orang petugas langsung turun kelokasi kejadian perkara guna menyelidiki kasusnya. Sumber POSMETRO menyebutkan, saat itu petugas menemukan 1 butir selongsongan dan 1 butir peluru aktif yang semuanya peluru tajam. Tak cuma itu, oknum petugas tadipun telah dijemput oleh atasanya Rabu (19/3) untuk dibawa ke markas Brimob di Binjai.

Salah seorang warga yang namanya minta jangan dituliskan disini mengaku sempat mendengar suara tembakan malam itu. “ Kalau suara tembakan jelas kali kudengar bang, kupikir ada perang.” cetusanya. Sementara Kapolsek Besitang Akp Wagito ketika dikonfirmasi POSMETRO melalui telepon gengam mengaku tidak mengetahui adanya aksi perampokan bersenjata api yang dilakukan oknum Brimob tersebut diwilayah hukumnya.

Orang nomor satu yang baru duduk sebagai Kapolsek beberapa minggu inipun membantah telah terjadi peristiwa tadi.“ Perampokan yang mana,? Ngak ada. “ ujar Wagito berulang kali meski puluhan pertanyaan dilayangkan POSMETRO namun jawabpanya tetap tidak ada. Ngak ada, apa ada informasi lain.” imbuhnya.(darwis)

Sedang Deres Getah :Calon Haji Dibunuh Mayatnya Dibuang Kesunggai Wampu

Darwis >> Langkat

Sejak Jum’at (18/4) sore, Jalaludin alias Jalal (45) warga Dusun IV, Desa Pante Gemi, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, tidak pulang kerumah. Padahal, biasanya sebelum sore hari tiba Jalal telah berada dikediamanya. Bahkan, hingga Sabtu (19/4) sore, ayah dua orang anak inipun belum lagi diketahui keberadaanya. Kuat dugaan korban hilang setelah sebelumnya dibantai dibawah pohon karet miliknya sewaktu menderes getah dan mayatnya dibuang oleh pelaku kesungai Wampu tak jauh dari lokasi kejadian.

Keyakinan ini dikuatkan dengan ditemukanya ceceran darah dibawah pohon karet yang dideres korban. Tak cuma ditempat itu darah menempel didaun-daun kering, dipingir sunggai yang jaraknya sekitar 50 meter juga ditemukan bercak-bercak darah direrumputan. Hal inilah yang menyakinkan warga kalau korban dihabisi dibawah pohon karet sebelum jasatnya dibopong untuk dibuang kedalam sungai tersebut.

Selain ceceran darah tadi, dilokasi juga ditemukan potongan kayu yang juga diduga dipergunakan pelaku untuk melumpuhkan korban. Sementara sepeda dayung kendaraan korban keladang masih tersandar dipondok dan bekal sarapan pagi yang dibawa korban dari rumah pagi itu, masih tersangkut distang sepeda. Dari pantauan POSMETRO dilokasi kejadian, ratusan warga dibantu tim SAR Kabupaten Langkat, serta personil Polres Langkat dan Polsek Stabat, masih sibuk melakukan pencarian.

Tim SAR yang diturunkan terlihat menyisir sungai yang dalam dan deras itu. Sedangkan warga tadi berkerumun dipingir sungai mengamati arus air. Selain itu beberapa paranormal juga dimintai tolong mendeteksi keberadaan korban. Menurut Hj Tutiros alias Atik (40) istri korban yang ditemui wartawan koran ini lokasi menyebutkan, awal terjadinya peristiwa ini berawal dari kepergian korban untuk menderes getah pagi itu. Seperti biasanya sekitar pukul 07.00 Wib, korban pergi keluar rumah menuju ladangnya untuk menderes getah.

Karena hari itu hari Jum’at, korban buru-buru mengerjakan tugasnya tadi. Sebab, siang harinya korban akan pergi ke Masjid untuk Sholat Jum’at. Sangkin terburu-burunya, korban sengaja tidak sarapan pagi dan berencana sarapan setibanya diladang. “ Pagi itu dia saya bekali dengan sarapan nasi goreng, “ ujar Atik. Tanpa punya pirasat buruk akan terjadi, Atik melepas sang suami saat itu. Meski siang itu korban belum pulang kerumah, tapi Atik tidak curiga.

Ia (Atik) malah pergi wirit bersama kaum ibu lainya. Tapi, sepulangnya dari Wirit, Atik belum juga melihat ayah dari dau anaknya ini. Perasaan Atik mulai cemas, apalagi waktu telah menunjukan jam 4,30 sore. Untuk mengetahui apa yang telah terjadi, Atik menyusul keladang tempat suaminya menderes. Setibanya dilokasi, Atik tidak menemukan korban. Hanya saja Atik melihat sepeda yang digunakan suaminya terparkir didekat pondok bersama bungkusan nasi goreng.

Berulang kali Atik berteriak memangil-mangil korban, namun tak terdengar jawabpan. Sewaktu Atik mutar-mutar dibawah pohon karet yang semak ini, Ia melihat sandal (selop) yang dipakai korban tergeletak diantara belukar. “ Yang saya jumpa cuma selopnya saja disemak itu, “ tukas Atik sambil menunjuk kearah temuan. Berhubung hari semakin senja, ahirnya Atik pulang kerumah dan menyampaikan apa yang dialaminya tadi kepada warga sekitar.

Malam itu juga puluhan warga mendatangi lokasi untuk mencari korban, sayangnya korban tidak ditemukan. Dan pencarian kembali diteruskan esok harinya. “ Rencananya tahun depan bapak naik haji, karena tahun ini saya baru pulang , “ sambung Atik lagi seraya menambahkan saat pergi menderes pagi itu korban ada membawa uang yang jumlahnya ditasir sebesar Rp. 3 juta.

Sementara Kapolsek Stabat AKP Eddi S ketika dikonfirmasi POSMETRO melalui telepon selulernya membenarkan perihal kejadian tersebut. Namun, Kapolsek belum dapat memastikan apakah korban memang dibunuh dan dihanyutkan kesungai. “ Kita masih menyelidiki kasusnya, jadi saya belum berani simpulkan motif nya, apalagi jasat korban belum ditemukan, tandasnya.

Perawan Diembat Kekasih, Setelah Hamil Ditinggal Pergi.

Darwis >> Brandan

De (17) seorang gadis jebolan sekolah SMP, warga Lingkungan Paya Kiri, Kelurahan Pelawi Utara, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, kini hanya bisa pasrah dan meratapi perutnya yang mulai membuncit karena mengandung anak diluar nikah buah hubungan intim yang dilakukan bersama sang kekasih. Saat ini usia kandungan DA telah memasuki bulan ke 8.

Sedangkan Taufik H (21) orang yang menghamilinya tak mau bertangung jawab atas kehamilan itu. Saat ini lelaki yang tingal satu Kelurahan korban, pergi entah kemana. Dalam kondisi berbadan “elok”, DA pergi kesana kemari mencari pelaku. Namun, batang hidung pria itu tak pernah kelihatan.

Nelayan Perkosa Pelajar

Saat ditemui POSMETRO Rabu (26/3) di Brandan, De menceritakan awal terjadinya persetubuhan yang berahir dengan kehamilan tersebut. Bilang DA, perkenalan dirinya dengan pelaku sekitar tahun 2006 lalu. Waktu itu DA masih duduk di Kelas III SMP. Sedangkan Taufik sudah tidak lagi bersekolah. Seiring dengan berjalan nya waktu, tepat pada tanggal 18 Agustus 2007, hubungan De dan Taufik meningkat kejenjang yang lebih tingi lagi yakni resmi menjalin hubungan asmara.

Dan saat itulah hubungan terlarang itu mereka lakukan. Waktu itu, Taufik mengajak DA pergi jalan-jalan kekawasan Kota Brandan. Karena hari telah larut malam, ahirnya Taufik mengajak menginap kerumah salah seorang sahabat mereka yang bernama Fitri di Jln Irian Barat. Saat itu dirumah ini yang ada cuma De, Taufik dan Fitri, sementara kedua orang tua Fitri telah meningal.

Dirumah ini De tidur diruang tamu bersama Taufik, sedangkan Fitri tidur didalam kamar. Menjelang pukul 02.00 dini hari, pelaku yang telah punya rencana jahat langsung menindih tubuh korban yang sebelumnya telah diberi makan bonbon oleh pelaku. Tanpa sadar, pelaku berhasil merampas “ mahkota” gadis yang cuma tamat SMP ini diruangan tamu rumah tersebut.

Usai menjalankan aksinya korbanpun terjaga dari tidurnya. Waktu itu korban melihat pelaku masih berada diatas perutnya. Melihat ulah pelaku yang diluar kewajaran, korban langsung berontak dan membentak pelaku. Tapi, pria yang tidak memiliki pekerjaan teta inipun hanya tersenyum simpul sambil mengatakan akan bertangung jawab atas apa yang telah dilakukanya.

Menjelang pukul 03.15 dini harinya, sekali lagi pelaku mengajak korban untuk berhubungan badan dan malam itu mereka melakukanya sebanyak dua kali. Setelah kejadian malam itu, pelaku jadi ketagihan. Setiap kali ada waktu dan kesempatan, pelaku selalu mengajak korban berhubungan intim hingga ahirnya korban mengaku telah terlambat kedatangan tamu bulanan kepada pelaku. “ Kami melakukan perbuatan itu sebanyak 7 kali bang, “ ujar korban kepada POSMETRO sambil mengelus perutnya yang kelihatan membuncit.

Namun begitu mengetahui korban telah hamil, pelaku langsung menghilang dan berupaya menghindar setiap kali korban hendak menemuinya. Bingung dengan keadaanya, selanjutnya korban menemui kedua orang tua pelaku. Tapi, orang tua pelaku malah lepas tangan dengan mengatakan tidak mau bertangung jawab atas perbuatan pelaku terhadap korban. “ Kalau memang anak saya yang bersalah, biar dia yang bertangung jawab, kami tidak mau, kalau kalian keberatan laporkan saja ke Polisi,” tukas korban mengutip perkataan orang tua pelaku waktu itu.

Merasa telah dilecehkan, dengan berat hati kasus inipun dibawa korban ke Polres Langkat. Dengan ditemani ayah dan ibunya yakni Jun (45) dan Sup (40), korban langsung membuat laporan pengaduan perihal kejadian yang dialaminya. Kepada petugas disana korban menguaraikan kisah pahit yang dialaminya tadi. “ Saya minta pelaku ditangkap dan diadili atas perbuatanya. “ cetus pelaku berharap. Kasat Reskrim Polres Langkat AKP M Jawak ketika dikonfirmasi membenarkan perihal diterimanya laporan pengaduan korban tadi. “ Kasusnya masih kita selidiki. “ bilang Jawak singkat.(darwis)

Pesta Berdarah Di Langkat : Tiga Warga Tertembak Peluru Oknum TNI

Darwis >> Langkat

Acara pesta penikahan yang tenggah digelar oleh keluarga H. Sirmon (64) warga Dusun XIII Sentosa, Kelurahan Perdamean, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Senin (28/4) sekitar jam 23.45 Wib,sontak riuh. Pasalnya, tiga orang warga setempat berlumuran darah setelah tertembak peluru nyasar yang diletuskan oleh seorang oknum TNI persis didekat pentas Kibot.
Tiga warga yang tertembus peluru nyasar tersebut masing-masing, Yudi (18) mengalami luka tembak pada bagian pantat. Faisal (16), terkena tembakan pada pergelangan tangan kanan dan Agus Setiawan (19) tertembak dibagian kaki kiri persis dibawah tempurung lutut kakinya. Peluru yang nyasar tadi juga masih bersarang dikakinya ketika itu. Saat ini ketiga korban masih menjalani perawatan medis atas luka yang dideritanya.

Menurut keterangan yang berhasil dirangkum POSMETRO MEDAN Selasa (29/4) dari lokasi kejadian dan pihak yang terkait lainya menyebutkan, peristiwa ini berawal dari digelarnya acara kibot dikawasan itu. Waktu itu, H. Sirmon yang punya hajatan, menyediakan hiburan organ tungal untuk memeriahkan pesta ngunduh putranya yang telah melangsungkan pernihakan beberapa hari lalu. Guna menyemarakkan jalannya acara hiburan Kibot pun sengaja disuguhkan buat tetamu undangan yang datang.
Mulai dari jam 2 siang, hiburan Kibot tersebut telahpun dimainkan. Namun, menjelang tengah malam, hiburan ini diberhentikan karena mengingat hari telah larut malam. Dan ketika para awak Kibot sedang mengulung wayar dan menyusun sound sistem, tiba-tiba terdengar keributan tak jauh dari pentas. Tidak diketahui secara pasti apa yang menjadi biang keributan tadi. Namun, waktu itu warga melihat JM (19) salah seorang pemuda setempat terlibat keributan dengan Pratu ZF seorang pria yang mengaku anggota TNI dari Batalyon Infantri 111-Aceh.

Selang beberapa menit ribut dengan JM, si pria inipun langsung pergi meningalkan lokasi pesta yang masih ramai dikerumuni warga itu. Tapi, tidak lama berselang, lelaki bertubuh gempal itu datang lagi kelokasi. Kali ini ia tidak sendirian melainkan berdua bersama temanya berinisial Pratu Pw anggota Denma Kodam I/BB. Tanpa basa-basi, kedua pria yang bertubuh tegap inipun langsung menghajar JM dan memukulinya ditempat itu.Warga yang melihat tindakan arogan kedua pria ini tak dapat berbuat banyak. Apalagi sewaktu melihat JM dihajar sedemikian rupa.

Waktu itulah tiba-tiba muncul Serka Yt yang disebut-sebut bertugas di Satuan Arhanudse-Binjai. Kedatangan Oknum TNI ini bermaksud melerai bentrokan itu. Rupanya, kedatangan Serka Yt membuat situasi menjadi semakain panas. Serka Yt yang berniat melerai keributan malah dikeroyok oleh kedua orang itu. Merasa situasi semakin tak terkontrol, ahirnya ia pun mencabut senjata api miliknya dan melepaskan tembakan peringatan keudara sebanyak satu kali.

Tapi kedua pria yang menjadi lawan duel Serka Yt tidak gentar sama sekali. Waktu itulah Sertu Yan memukulkan gagang senjata yang berada ditanganya kekepala salah seorang dari kedua orang itu. Dan ketika gagang senpi (Senjata api) tadi dihantamkan, sekali lagi terdengar suara letusan. Keriuhan semakin menjadi begitu tiga warga setempat ditembus peluru nyasar. Warga yang tadinya berkerumun langsung kocar kacir. Dua orang korban peluru nyasar tadi langsung dibawa pergi oleh Oknum tersebut untuk diobati.
Sedangkan Agus Setiawan diboyong ke RS Insani Stabat sebelum ahirnya dirujuk ke RS Tentara di Binjai. Sementara H. Sirmon tuan rumah siempunya hajatan ketika ditemui wartawan koran ini di Polsek Stabat, mengaku tidak mengetahui persis kejadian itu. “ Waktu itu saya sudah tidur, jadi saya tidak tau kejadianya, saya taunya aja setelah dibangunkan sama istri.” akunya yang saat itu tengah dimintai keterangan oleh petugas bersama istrinya Boinem.

Sementara Kapolres Langkat AKBP Drs. H Dody Marsidi ketika dikonfirmasi perihal kejadian tadi melalui perwira penghubung (Pabung) Kompol Edi Sudarsono membenarkan. Kalau masalah itu tanyakan aja langsung ke Subdenpom karena mereka yang menangani,” cetus Edi singkat. Komandan Subdenpom 1.3 Pangkalan Brandan Lettu CPM Eko Mujiantoro yang ditemui POSMETRO di Polsek Stabat, membenarkan kalau pihaknya ada menangani kasus ini.

Saat ini kita sedang melakukan pemeriksaan terhadap dua orang Oknum TNI yang diduga terlibat dalam insiden itu, tapi masih sebatas dimintai keterangan saja, kalau nantinya terbukti bersalah oknum tersebut pasti akan ditindak tegas sesuai prosedur, karena meletuskan senjata api dikhayak ramai adalah satu kesalahan dan pelangaran keras apalagi sampai menimbulkan korban warga masyarakat. “ terang Lettu CPM Eko tegas. (darwis)